Saat itu tepatnya jarum pendek
ingin menuju ke angka sebelas, Diana sudah menyuap dua suapan tangannya.
Tiba-tiba telepon genggam qwerty berbunyi menandakan ada sebuah pesan yang
harus dibaca. Pesan singkat itu berbicara kalau Ratih, teman Diana sejak SMP
terjebak hujan dalam perjalanan pulang dari rumah Diana menuju rumahnya.
Bergegas Diana langsung mengambil dua buah payung yang berada tepat di depan
matanya. Salah satu payung itu berwarna merah jambu dan bentuknya seperti
tongkat orang buta. Lain dari itu berwarna merah ati dan dalamnya perak. Payung
yang itu harus ditarik gagangnya agar memanjang tak seperti payung merah jambu
yang tangkainya sudah menjulur panjang. Tanpa menunggu seorang pangeran
menemaninya Diana mengambil langkah besar-besar meninggalkan makanan yang belum
ia habiskan.
Gelegar petir dan derasnya hujan
setia menemani Diana yang sebenarnya
juga ketakutan akan itu. Dalam perjalanan Diana fokus menatap ke arah
depan, tak perduli genangan air dan lumpur-lumpur
lembek membasahi kaki dan celana pendek kotak-kotaknya. Kanan dan kiranya
terdapat pula pohon yang menjulang tinggi hingga ia tak berani menatap ke atas.
Tanpa ia sadar celana kotak-kotaknya sudah basah kuyup dan dekil akibat
percik-percik lumpur yang melekat. Setelah menyadari itu ia lebih cepat untuk
melangkah besar-besar.
Seorang perempuan yang mengikat
rambutnya sepanjang punggung memanggil Diana yang masih melangkah cepat-cepat.
Langkah Diana terhenti oleh Ratih yang sedari tadi menunggu kedatangan temannya
itu. Ratih yang ditemani seorang laki-laki berdarah minang itu tersenyum
melihat kedatangan Diana, mereka berdua ternyata sudah dari tadi menunggu
sambil kedinginan.
Mereka bertiga pun tak menunggu
lama untuk memutuskan menemani Ratih pulang sampai depan rumahnya. Tak sama
lainnya dengan perjalanan Diana menenui mereka, yang berbeda hanya celana Diana
lebih basah. Tak ada sama sekali
penghuni rumah yang duduk di depan rumah yang setiap kali mereka lewati. Mereka
lebih terlihat laiknya tiga babi tak berdosa saat menginjak lumpur.
Sebenarnya Diana sangat lelah ketika melihat rumah yang ingin dituju, tapi
mau apalagi saat itu pula ia harus pulang kembali menuju rumahnya dan
melanjutkan makanan yang belum habis.